Apa makna Merdeka adakah kita rakyat Malaysia sudah Merdeka
Baru-baru ini sahabat saya memberitahu bahawa negara kita tidak pernah dijajah. British adalah penasihat bagi Raja-Raja Melayu untuk mentabir negara kita, walau apapun sya setuju dengan beliau. Tetapi pada hari ini saya melihat sekitar saya, kita rakyat masih belum Merdeka dari ahli politik negara kita.
Bila kita boleh mendaptkan cahaya ke Merdekaan dan bagaimana??? Ad satu cara sahaja iaitu cara Nabi saw. caranya (Shiddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, dan Tablig ). Lima prinsip yang patut kita ambil dan lima prinsip ini akan membawa negara kita kearah kejayaan. Yang dasarnya boleh dieja S.I.F.A.T
i) Pertama adalah 'S' [Shiddiq] yang berarti jujur. Nabi Saw seperti tersebut di atas sangat mengutamakan kejujuran dalam hal pemerintahan. Secara sepintas 'Shiddiq' ini dapat dipararelkan dengan transparansi. Namun, kalau kita melihat lebih hati-hati lagi, sebetulnya 'shiddiq' ini lebih mendalam maknanya, karena melibatkan sikap mental, dan hati nurani yang paling dalam. Bila transparency masih bisa dikelabui dengan mark-up administratif yang secara material dan faktual dapat dilihat secara transparan, tetapi masih sangat mungkin terjadi pemalsuan, yang sukar dideteksi. Sedangkan yang dimaksudkan dengan 'shiddiq' adalah justru yang paling diutamakan adalah yang tak tampak, yang immateri. Artinya, pemalsuan, rekayasa, penambahan, tidak akan terjadi, sebab 'shiddiq' mencakup wilayah qalbiyah
ii) Kedua adalah 'I' [Istiqamah] yang bermakna teguh dalam pendirian. Sifat kepemimpinan Nabi Muhammad Saw ini bertumpu pada ketegaran dalam jiwa, agar tidak akan bergeser walaupun penuh dengan rayuan, bujukan, dan paksaan. Bila consistency atau commitment, seperti yang dianjurkan oleh good governancemasih bisa direkayasa dengan cara penampilan formal dalam bentuk luarannya, maka istiqamah tidak bisa dimodifikasi, karena berkaitan dengan sikap mental dan kejiawaan dan hati yang paling dalam.
iii)Demikian pula pada sifat ketiga yaitu 'F' [Fathanah] yang berkaitan dengan kecerdasan, baik kecerdasan rasio, rasa, maupun kecerdasan ilahiah. Dengan demikian bila dibandingkan dengan good governancedengan konsep intelligency-nya, maka konsep ini sebetulnya hanya berhubungan dengan kecerdasan intellegencia semata. Padahal, fathanah menekankan kecerdasan lain, seperti kecerdasan emosional dan spiritual.
iv)Lalu bagimana dengan 'A' [Amanah]? Sifat ini bisa dipararelkan dengan konsep accountability dalam good governance. Namun, bila kita meneliti secara jeli, maka accountability ini merujuk kepada hal yang formal administratif. Sedang amanah jauh menjamah rona psikologi yang paling dalam. Sebab amanah itu mementingkan tanggungjawab yang sangat hakiki dalam hubungannya dengan umat manusia, yang selalu yakin bahwa ada yang selalu mengawasi pelaksanaan tugasnya. Dalam Islam diyakini bahwa setiap tindak-tanduk kita selalu dalam pengawasan malaikat yang senantiasa mencatat kebaikan dan keburukan manusia. Dalam konteks inilah amanah berkiprah.
v)Terakhir adalah 'T' [Tabligh], sifat kepemimipinan Nabi Muhammad Saw ini bila dikaitkan dengan konsep good governance bisa disejajarkan dengan istilah communicatibility. Namun pada hakikatnya, tabligh ini berkaitan erat dengan risalah keislaman, yakni soal dakwah dan penyampaian pesan-pesan keilahian. Bilacommuniticability hanya menjamah rona public-speaking, maka tabligh mencakup semua aspek komunikasi dan interaksi sesama manusia.
Tabligh selalu mengharapkan agar orang yang diajak berbicara bisa mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan ayat-ayat kebesaran Allah swt, tentunya atas izin Allah swt juga.
Tabligh selalu mengharapkan agar orang yang diajak berbicara bisa mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan ayat-ayat kebesaran Allah swt, tentunya atas izin Allah swt juga.
No comments:
Post a Comment